Minggu, 11 Oktober 2020

Idealisme Mahasiswa

Idealisme Mahasiswa
**********************
Menjaga marwah idealisme Mahasiwa yang turun kejalan melakukan aksi demonstrasi beberapa hari terakhir memang menjadi viral.  Kita harus maklum, ketika ada yang menganggap kehidupan mahasiswa di kampus-kampus perguruan tinggi mengakibatkan terelenasi didalam menara gading atau sangkar filsuf tidak berkooptasi atau terafiliasi oleh elit kekuatan politik.  Itu mungkin benar.  Apalagi terkait uu omnibus law yang sorot akan kepentingan kapitalis.  Tapi justru karena itulah mereka merasa dekat dengan rakyat, dan senantiasa menyeru untuk mengingatkan pentingnya moralitas yang bersumber dari kepentingan rakyat.  Merekalah satu-satu kekuatan kalau mau dibilang secara konsisten berada di depan  rakyat dalam segala kondisi dan mampu berhadapan dengan arogansi kekuasaan. Suatu kekuatan moral yang ironisnya berbanding terbalik dengan partai politik yang seringkali plin-plan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. 
mahasiswa memiliki banyak potensi untuk mengawal aspirasi rakyat dan berani kritis tanpa beban kepada penguasa.  Hal ini dibuktikan berdasarkan sejarah panjang beradaban bangsa Indonesia.  Reformasi 1998 merupakan bukti bahwa mahasiswa adalah aktor-aktor utama di balik runtuhnya Rezim Otoriter yang di pimpin oleh Soeharto.  Maka tak heran mereka berani berhadapan langsung dengan aparat TNI-POLRI walaupun nyawa adalah taruhannya.  Praduga bahwa,  dalam kalangan kita semata-mata menemukan transforman sosial berupa lebel-lebel amarah, sebenarnya harus di imbangi oleh kenyataan pula, bahwa dalam golongan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan masa damai yang dalam kegiatan pengabdiannya terutama di dorong oleh aspirasi-aspirasi murni   dan semangat yang ikhlas.  Golongan ini bukan saja haus edukasi,  akan tetapi berhasrat sekali untuk meneruskan dan menerapkan segera hasil edukasinya itu,  sehingga pada gilirannya mereka itu sendiri berfungsi sebagai edukator-edukator dengan caranya yang khas.  Tidaklah keliru kalau mereka menjadi tumpuan kepentingan rakyat yang terabaikan oleh sistem kekuasaan. Karena mereka di anggap mempunyai tiga fungsi: belajar,  aksi sosio-kultur dan perjuangan politik.  Oleh sebab itu,  tak heran mereka terus aktif dalam berbagai bidang.  Tak terkecuali perjuangan aspirasi buruh dan rakyat terkait uu omnibus law yang lagi hangat di perbincangkan ditengah publik.  

Oleh
Ismail weripang

Jayapura,  11 oktober 2020

Untukmu...

Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...