Rabu, 26 Agustus 2020
Kepada Aktivis Muslim (Khalwah)
Rabu, 19 Agustus 2020
Tuntaskan Persoalan Papua berdasarkan perjalanan Sejarah politik Rakyat papua.
27 September 1961, Perdana Menteri Belanda, Joseph Luns, mengajukan ke Majelis Umum PBB tentang adanya juridiksi internasional mengembalikan Irian Iarat dan menyiapkan penduduknya untuk melakukan semacam Pepera.
1 Desember 1961, Pemerintah Belanda mulai didesak oleh Bangsa Papua untuk segera menaikkan Bendera Nasional Papoea Barat dan menyanyikan lagu Kebangsaan Papua di seluruh wilayah tanahPapua. Akhirnya desakan itu diterima oleh Gubernur Pemerintahan Nederland Niuew Guinea dan Pemerintah Kerajaan Nederland sehingga mulai dinaikan serempat di seluruh Tanah Papua tanggal 1 Desember 1961.
19 Desember 1961, Presiden Soekarno menyerukan Komando Pembebasan (ANEKSASI) TRI KOMNDO RAKYAT (TRIKORA) yakni: Gagakan Negara Boneka Papua Buatan Kolonial Belanda; Kibarkan bendera sang saka merah putih di seluruh Irian Barat; Bersiaplah untuk moblisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
19 Desember 1961, Mulai Ekspansi Militer Indonesia Untuk Merebut Papua Dari Tanggan Belanda dan Membubarkan Negara Papua Barat yang telah disiapkan Oleh Belanda (merebut Kekuasaan) dari tahun 19 Desember 1961-15 Agustus 1962.
2 Januari 1962, Lewat Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1962 tentang pembentukan Komando Mandala, maka mulai melakukan infiltrasi ke Papua lewat laut dan udara, kemudian kontak tembak antara Tentara Pendudukan Belanda dengan para penyerbu yang terdiri dari Militer dan sukarelawan Indonesia yang bergabung dalam komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
Dengan demikian sampe detik ini sejarah ini belum di tuntaskan secara serius oleh pemerintah indonesia. Sehingga tak heran jika sampe hari ini gejolak suara merdeka terus di suarakan, karena memang problem masa lalu yang belum dituntaskan secara baik oleh pemerintah indonesia. Secara sosial-politik memang papua memiliki latar belakang sejarah yang berbeda dengan berbagai daerah yang lain di Nusantara. Tapi yang perlu di Garis bawahi adalah, di balik rakyat papua yang pro kemerdekaan ada sebagian rakyat papua yang ingin memperjuangkan haknya untuk hidup berdampingan satu kesatuan dari ikatan NKRI. jauh sebelum adanya bintang fajar, Frans Kaisepo salah satu tokoh papua yang menentang kolonialisme belanda di atas tanah papua. Bukan hanya Frans, ada banyak tokoh-tokoh papua yang memperjuangkan haknya bersama para pejuang merah putih.oleh sebab itu sengaja ingin di hilangkan dari sejarah peradaban rakyat papua tentang bagaimana kontribusi rakyat papua yang ingin bergabung dengan NKRI. Tidak usah jauh jauh, saya ambil contoh para pejuang yang menentang belanda adalah almarhum kakek saya sendiri, beliau menentang kolonial belanda dengan membentuk gerakan perlawanan bersama para pejuang lain untuk tidak ingin hidup bersama di bawah tekanan kolonial belanda. Hal ini saya dapatkan bukan tanpa alasan, berdasrkan cerita-cerita sejarah yang saya alami sendiri, bahkan di belakang rumah kakek bendera merah putih sepanjang 2 meter di simpan dengan rapi dan ditanamkan dalm tanah. Penyimpanan bendera ini bukan tanpa alasan, akibat dari intimidasi kolonilal belanda maka sang saka merah putih di sembunyikan dengan rapi di dalam peti. beliau takut belanda membakar atribut kemerdekaan indonesia. sehingga mengubur dalam-dalam sang saka merah putih dengan peti. Hal ini membuktikan bahwa jiwa nasionalisme masyarakat fakfak memang sangat cinta pada NKRI. tapi di balik itu semua, ada juga sebagian yang ingin merdeka dan ingin berdiri sendiri sebagai bangsa yang berdaulat. Semua itu berawal dari sejarah masa lalu yang belum tuntas hingga saat ini.
Somoga sedikit tulisan di atas memberikan sedikit gambaran dan pemahaman pada kita mengenai persoalan papua. Kritik, saran dan masukkan sangat di butuhkan. Semoga bermanfaat...
Oleh
Ismail Weripang
Kamis, 06 Agustus 2020
Revitalisasi wawasan kebangsaan
wawasan kebangsaan justru akan menyadarkan warga negara akan pentingnya arti hidup bersama atas dasar persamaan hak dan kewajiban di hadapan hukum, serta sebagai pembentukan tata pandang yang sehat dan wajar mengenai masa depan. Justru dalam masa krisis ini, wawasan kebangsaan mempunyai dua sisi mata uang yang sama. Pertama, mendukung suatu unikum dalam arti suatu pengelolaan berbagai subunikum dalam suatu rangkaian kerangka kebangsaan. Kedua, efektif untuk mengelola suatu bangsa yang besar, dalam masa setiap unikum dapat mempertahankan keunikannya.
Untukmu...
Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...
-
Zabulon Simintov, seorang Yahudi terakhir yang diketahui di Afghanistan, telah berubah pikiran dengan mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi...
-
Antara Hutan, Sawit, Lahan, dan Duka Kalimantan Berduka. *****/*******//////****** Pada masa lalu hutan Kalimantan digerus o...