Kamis, 04 Juni 2020

Harun Masiku dan Teror Demokrasi

Harun Masiku dan Teror Demokrasi
_____________________________________

Harun masiku adalah buronan tercanggih abad ini.  Bayangkan saja, Polisi dan KPK dibuat tak berdaya untuk menangkapnya.  Misteri ini belum cukup dengan Teror demokrasi yang dilancarkan untuk Diskusi daring di UGM Yang dituduh juga melakukan makar.  Selain itu, Wartawan Detik.com juga diteror hingga diancam dibunuh, gegara menyebar berita Presiden Jokowi Buka salah satu Mall Dibekasi. 

Baru-baru ini juga kasus yang lagi viral terkait pernyataan Ruslan buton yang meminta Presiden Jokowi lebih baik mundur dari kursi kepresidenan karena dianggap tidak mampu sebagai Pemimpin. Ruslan butan mengingatkan bahwa lebih baik Jokowi mundur sebelum terjadi gelombang masa atau terjadinya Revolusi masa. 

Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Tersangka kasus ujaran kebencian Ruslan Buton ditahan dirumah tahanan Bareskrim Selama 20 hari kedepan sejak Jumat (29/5) hingga 17 Juni 2020. "Ya,  sudah ditahan di (Rutan)  Bareskrim" Kata Irjen Pol Argo saat dihubungi,  DiJakarta, Sabtu (30/5/2020), Dilansir dari Antara. 

Diskusi di UGM,  kasus Ruslan Buton,  dan ancaman teror terhadap Wartawan menuai berbagai macam komentar dari Netizen,  politisi dan akademisi.  

Yang jadi pertanyaan besar saya adalah siapa Harun Masiku?  Kemana ia sembunyi?  Kenapa sulit sekali Ditemui? 
Kapan permainan petakumpet ini selesai?  

Sedangkan kalo mau dilihat dari kasus Teror terhadap Wartawan Detik. Com,  Diskusi Daring di UGM dan kasus ujaran kebencian yang dilayangkan pada sosok Ruslan Buton sangat sulit dicerna akal sehat.  tentu hal ini bertentangan dengan UU No 9 Tahun 1998 Tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum. Kilas balik kasus suap Harun Masiku Yang Tak kunjung menuai titik terang.  Demokrasi memang tidak serta-merta menjamin kebaikan dan kemakmuran.  Namun terlepas dari sisi buruk itu, demokrasi mengajarkan setiap orang untuk bertanggung jawab atas setiap konsekuensi yang ia perbuat. Dan konsekuensi itu telah dijamin oleh konstitusi. Terlepas dari semua itu kita perlu mengambil pelajaran bahwa apa yang dilakukan Rezim saat ini tentu sangat bertentangan dengan cita-cita dari Demikrasi itu sendiri.  Hukum saat ini dianggap tajam kebawah Namun tumpul keatas.  Saya jadi teringat pernyataan salah satu pengarang,  kolumis,  dan komentator politik (Jhon Calvin "Cal" Thomas)  ia berpendapat bahwa " Salah satu alasan rakyat membenci politik ialah karena kebenaran jarang menjadi tujuan seorang politikus.  Tujuannya adalah pemilihan umum dan kekuasaan"

Oleh 
Ismail weripang

Untukmu...

Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...