Sabtu, 02 Juli 2022

"Penyelamat" di negeri Wakanda

"Penyelamat" Dinegeri Wakanda


Pria tua itu berdiri tegak di hadapanku dan memanggil namaku, "Madi" dari kejauhan tampak terlihat jelas, dia berjalan perlahan ke arahku. 

"Namamu Sumardi ya?"
"Iya"
"Panggil saja aku penyelamat"
"Penyelamat? Siapa kamu!!!"
"Aku penyelamatmu" 

"Penyelamat... penyelamat..." Aku kaget dan terbangun dari tidurku. Siapa penyelamat ini? Apa arti mimpiku? Begitulah pikiranku bertengkar, baik dan buruk aku tidak pernah tahu dengan pertanda mimpi ini. Tapi yang jelas, aku melihat penyelamat. 

ini hanya mimpi. Dan mimpi adalah bunga tidur, dan sebaik-baiknya penyelamat adalah Allah SWT., Begitulah pikirku. Sebagaimana Allah telah berfirman, "kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS.Ali Imran [3]:110). 

Pagi tiba, aku berjalan menuju lorong kampus yang sepi dan pria paruh baya menyapaku sambil tangannya bersih-bersih ruang kampus. 
"Pagi Madi" 
"Pagi, bapak rajin sekali, pagi-pagi begini sudah bersih-bersih dikampus" 
"Iya, ini sudah menjadi tugas bapak, kamu kok pagi-pagi sudah ke kampus? Mau ketemu dosen pembimbing?" 
"Iya pak, nyari Dosen pembimbing seperti nyari jarum" 
"Hahaha... Begitulah kehidupan kampus dek Madi, tapi kamu harus tetap tegar dan sabar, biarkan semua ini berjalan atas Ijin-Nya" 
"Iya pak, saya permisi dulu ya" 
"Oke Madi, semoga berhasil ya, biar jadi penyelamat negeri ini"

Akupun berlalu pergi, tapi tunggu dulu, tadi pak Tardi bilang "Penyelamat" apakah dia tahu tentang mimpiku? Tapi yang aneh adalah dia menambahkan  kata itu menjadi kalimat "penyelamat negeri ini"
Apakah semua ini sesuai dengan tanda-tanda dari mimpiku? 

Tidak Madi, semua itu dusta, ingat penyelamat negeri ini hanya orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT.  begitulah pikiranku terus bertengkar mengenai mimpiku semalam. Tak lama kemudian, sebuah pesan singkat masuk di What'saap ku, 

"Ada rapat malam ini, kamu datang ya, nanti saya share lokasinya" 
"Oke" 

Malam tiba, aku datang dengan setelan kemeja hitam, celana jeans putih,dan sepatu kets hitam. dalam kelompok rapat kecil ini, kami dianggap orang-orang radikal, komunis, dan khilafah. Tapi tenang, kami tidak bermaksud jahat, apalagi bertindak makar. ini hanya diskusi biasa, yang akan melibatkan beberapa kelompok aktivis dari berbagai ideologi yang berbeda. 

Diskusi ini benar-benar ekstrem, bagaimana tidak, yang datang berkumpul ditempat ini dari berbagai ideologi. walaupun berat, tapi saya rasa ini adalah bentuk solidaritas dalam satu atap rumah yang bernama wakanda. 

"Misalnya, perubahan undang-undang UU P3H (Pasal 82, 83 dan 84, yang ada didalam pasal 38 UU cipta peluang)  soal ancaman pidana kepada orang-perorangan yang di tuduh melakukam penebangan pohon, memanfaatkan hasil hutan tanpa perizinan dari pejabat berwenang di kawasan hutan tersebut. Hal ini sungguh miris jika mau di lihat dari kacamata kita sebagai orang asli yang hidupnya sehari-hari bergantungan dengan alam seperti berkebun,  berternak,  dan juga mencari kayu bakar di hutan.  Dengan di sahkan undang-undang cipta peluang ini tentu sangat mempermulus langkah korporasi untuk eksploitasi hasil alam secara besar-besaran.  Tentu yang rugi bukan hanya buruh saja,  Tapi kita semua yang merasa anak bangsa bagian dari negara wakanda sangat di Rugikan.  Disisi lain, cipta peluang ini justru sangat menguntungkan bagi pengusaha dan juga penguasa"

Begitulah suara lantang dari salah satu aktivis lingkungan hidup yang berasal dari daerah terpencil. Brade, sapaan hangat kami kepadanya. Diskusi ini memanas dan terus berlanjut hingga pagi tiba, yang membuat saya kagum adalah mereka sangat menghargai teman-teman muslim yang sedang menjalankan ibadah shalat subuh, diskusi rehat  sejenak.  

"Oligarki, seperti halnya pemodal asing, tidak mau diikat regulasi pemerintah, pembatasan ekspor dan pungutan pajak. Mereka anti demokrasi. demokrasi bagi mereka hanya sebatas sistem pemilihan autokrat secara terbuka. Rezim yang berpihak pada kepentingan merekalah yang didukung.pasalnya, rezim yang berkuasa sangat bergantung penuh pada modal dan investasi mereka untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi. Singkatnya, mati-hidup jutaan rakyat Indonesia sangat bergantung pada segilintir orang kaya pemilik aset republik ini."

Aku menutup pertemuan ini dengan pernyataan kritis, Tapi dikepalaku, aku masih terus berpikir tentang mimpiku semalam "Penyelamat"  apa arti dari mimpi ini? 

"Hey brother, melamun apa?"
"Tidak!! Tidak apa-apa, ayo kita pergi" 
"Ko baik-baik saja toh?" 
"Iya, sa baik-baik saja"

Ken, nama lengkapnya kendri, tapi anak-anak biasanya panggil dia Ken, dia sudah lama berkecimpung di dunia Aktivis, terlibat dalam aksi protes tentang rasisme, hingga kini kacau law sebagai bagian dari sepak terjangnya. Dituduh sebagai kelompok yang merencanakan makar dan ingin memisahkan diri DARI Negara wakanda. Ditahan, disiksa, dipukul, bahkan di interogasi berjam-jam. Namun semangatnya mperjuangkan hidup masyarakat banyak sangat menginspirasi semua orang. 

Pukul 9:00, pagi, sahabatku, Radi membawa surat ijin aksi ke aparat. Malang nasib kami, surat itu ditolak dengan alasan virus coklat20.  

"Aksi ini tetap dilakukan, apapun resikonya, saya yang bertanggungjawab" begitulah suara lantang dari sang korlap (koordinator lapangan). "Hidup Mahasiswa" "Hiduuup...."  suara itu memecahkan langit-langit. Menggema dan terus menggema. Aparat kepolisian datang dengan personil lengkap, seperti mau pergi tempur melawan musuh. Gas air mata telah disiapkan, kami datang dengan semangat yang satu, tujuan agar bangsa ini tidak menjadi boneka asing dan mainan kaum pemodal (kapitalis). 

Mungkin inilah arti mimpiku, "Penyelamat" orang-orang yang berkumpul disini ingin bangsa ini selamat. Saya paham, mungkin gambaran pria tua dalam mimpiku adalah mereka teman-temanku yang turun ke jalan hari ini. Mereka ingin bangsa ini betul-betul merdeka dan selamat dari kaki tangan oligarki. 

Keringat bercucuran, barisan kami rapatkan walaupun ada virus coklat20. Dan Tugas politik yang menyedihkan adalah menegakkan demokrasi di dunia yang penuh dosa. Menutup telinga pada suara mayoritas, dan membuka telinga untuk kepentingan segelintir orang. 

Dua tahun berlalu, kini UU cipta peluang telah disahkan. Dampaknya sudah mulai dirasakan oleh rakyat yang hidup dipesisir dan pelosok negeri ini. Pertarungan pasar bebas dan luasnya lapangan kerja menjadi alasan kuat mengapa harus UU ini disahkan. Tapi miris nasib warga pemilik hak Ulayat adat, mereka dikucilkan hanya demi kepentingan segelintir orang dengan alasan membuka lapangan kerja. 

Otonomi daerah kemudian menjadi lahan empuk pertarungan modal merebut SDA. Rakyat termarginalkan, karena pusat kehidupan warga lokal, yakni lahan pertanian dan hutan lindung, disabotase untuk pertambangan. 

Aku mulai berpikir dan mengambil kesimpulan tentang mimpiku bahwa; Orang yang tidak mau mengambil risiko umumnya terpaksa mengambil apa saja yang ditinggalkan oleh orang lain yang memilih mengambilnya. Kekhawatiran berlebih sama buruknya dengan meremehkan. Keduanya adalah hal ekstrem yang wajib dikendalikan. Pada dasarnya kehidupan penuh dengan elemen bahaya. Semua sudah tertakar dan tidak akan tertukar apalagi nyasar...

Kita perlu menjadi penyelamat untuk diri sendiri, sebelum menjadi penyelamat negeri ini (Wakanda). 

Oleh
Ismail Weripang

Untukmu...

Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...