Jumat, 26 Juni 2020

"Bung Karno dan Geopolitik Asia Pasifik : Menakar Dinamika Laut China Selatan"

Di antara pemimpin Dunia,  bung karno termasuk pemimpin yang karismatik,  yang mahir menjalin hubungan yang baik dengan para kepala Negara.  Soekarno memahami peta politik dunia sekaligus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan besarnya kepada para pemimpin Dunia.  Interaksi diplomatik ini sangat penting untuk memahami geopolitik dunia pada perang dingin,  strategi diplomatik yang dilakukan bung karno tentu saja berdampak signifikan bagi marwah Indonesia dalam peta politik Internasional.  Diplomasi bung karno berhasil deklarasi Juanda 1957 hingga keberhasilan UNCLOS 1962. perdana menteri Ali Sastroadmidjojo pada tahun 1956 membentuk komite antar departemen untuk Menyusun RUU tentang perairan Indonesia  Yang kemudian pada Agustus 1957 perdana menteri Djuanda merumuskan Prinsip Negara Kepulauan.
Lanjut.  Posisi Indonesia berada pada jalur perdagangan Dunia,  Maka strategi satu- satunya adalah  Checkpoint yang terpenting di Dunia,  dimana lebih dari 40% dari total perdagangan melalui perairan di Indonesia. Sedangkan 70% perikanan dunia berada di asia pasifik,  30% produk perikanan dipasok dari Indonesia.  Indonesia sebagai negara maritim berpotensi pintu gerbang dan pusat aktivitas ekonomi Maritim dunia serta penyangga kawasan.  Untuk kasus Natuna,  China mengklaim perairan itu adalah wilayah penangkapan ikan tradisional sejak ribuan tahun lalu. Terang saja,  klaim ini di tolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Wilayah ZEE Indonesia telah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui UNCLOS 1982. Oleh sebab itu pada diskusi ini ditekankan dari para Narasumber adalah strategi menghadapi situasi di laut China selatan (LCS)  dan Alternatif Solusi. 

Strategi menghadapi Situasi LCS :
1. gelar Opspadma (RO-SOP/ROE
2. Revitalisasi Kemampuan dukungan
3. Operasi informasi Media
4. Program itbang di LCS
5. bangun laboratorium litbang di Natuna
6. Program Perikanan budidaya dan tangkap ikan dilaut natuna
7. Optimalkan program kerjasama
8. Dorong kerjasama baru yang agresif
9. Program Pertukaran SDM
10. bina hubungan yang baik dengan semua pihak yang terlibat konflik di LCS. 

intensi perang dagang di LCS terus digembor oleh Negara adidaya seperti Amerika serikat, China, Jepang, dan korea tentu sangat Rawan terjadi Konflik di LCS.  Oleh sebab itu, pada diskusi ini para Narasumber memberikan kurang lebih tiga alternatif Solusi. Di antaranya sebagai berikut:
1. Mendorong Implementasi kerjasama regional dalam aspek sosial,  budaya,  dan kemanusiaan dalam bingkai ASEAN Comunity. 
2. Meningkatkan Intensitas komunikasi diplomatik terkait laut China Selatan dalam rangka kerja ASEAN POLITICAL and Security Comunity (APSC) 
3. Menginisiasi dan mengembangkan kerjasama yang aplikatif dalam bentuk riset dan eksplorasi serta eksploitasi sumber daya laut.  

diskusi yang berjalan kurang lebih 3 jam Bersama DPP GMNI Pusat live Via Zoom  menyisahkan banyak wawasan dan ilmu yang di dapat dari para Narasumber. 

Berikut tiga Narasumbernya:

1. Laksdya TNI aan Kurnia. S. Sos.,  M.M (Kepala keamanan laut Republik Indonesia (Bakamla)) 
2. Laksdya TNI Dr.  A Octavian, S.T., M. Sc.,  DESD (Rektor Universitas Pertahanan) 
3. Abdul Azis,  S.H., LL. M (pengamat politik) 



Oleh
Ismail weripang 


Untukmu...

Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...