Rabu, 26 Agustus 2020

Kepada Aktivis Muslim (Khalwah)

Kepada Aktivis Muslim (Khalwah) 
"====================="

Seorang Aktivis harus menyediakan waktu khusus selain waktu qiyamullail,  zikir,  dan tilawahnya untuk berkhalawat, menyendiri.  Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa seseorang yang berakal itu membagi waktunya menjadi empat: salah satunya,  waktu yang ia isi untuk menyendiri dan merenungi diri.  
Bagi para aktivis muslim,  waktu untuk menyendiri ini sangatlah penting.  Di saat ia dapat menyendiri  bersama RabbNya,  penolongNya,  dan penciptaNya.  Dia dapat semaksimal mungkin mendekatkan diri kepada-Nya.  Dia dapat sungguh-sungguh bersama Dzat yang paling dicintainya.  Pada saat itulah ia dapat merasakan manisnya bermunajat kepada-Nya.  

Selain itu,  dengan khalawat ini seorang aktivis bisa mengintropeksi diri dan menghitung-hitung semua yang telah dikerjakannya tanpa ada gangguan dari orang yang memujinya.  Dia dapat mengintropeksi  diri sambil menghayati ubudiyyahnya di hadapan penolong dan penciptanya.  Di saat itu pula ia berkesempatan untuk mengingat dosa-dosa,  kemaksiatan,  keteledoran,  dan kealpaan dirinya.  Khususnya kemaksiatan batiniyah yang tidak diketahui oleh orang-orang yang selama ini memujinya.  Kemaksiatan yang hanya di ketahui dirinya sendiri. 

Ketika berkhalawat ini bisa mengucurkan air mata penyesalan dan tobat nasuha,  menangis karena takut,  malu,  cinta,  dan khusyuk kepada Allah Yang Mahasuci.  Semoga saja air mata yang mengalir itu adalah air mata kejujuran yang manfaatnya jauh lebih besar daripada amal yang selama ini dibabggakannya.  

Dia juga dapat memikirkan bahwa respon umat terhadap seruannya bukan karena kefasihannya,  retorikanya,  kekuatan logikanya atau kemampuan hujahnya.  Respon itu berkat dari Allah,  kemurahan-Nya dan anugerah-Nya secara mutlak. Demikian seterusnya,  ia dapat menghitung banyak nikmat dalam khalawat itu sehingga ia tidak lupa mengingat bahwa Allah telah mencegah musuh darinya dan dari saudara-saudaranya.  Jumlah mereka banyak dan kekuatan mereka besar.  
Selanjutnya, ia akan bertekad untuk bertobat dari dosa-dosa itu,  menambal lubang,  memperbaiki aib diri,  atau bertekad untuk yang semisal dengan itu jika kemaksiatan dilakukan oleh saudaranya. "Datangnya musibah hanyalah karena dosa dan baru di angkat karena tobat, " Demikian menurut sebagian salaf.  
Akhir dari tulisan kecil ini, saya yakin keluasan pemahaman dan kemampuan akal anda semua akan menuntun anda dalam mengetahui semuanya. Semua yang belum saya sebutkan di sini.  

#KepadaAktivisMuslim

Untukmu...

Untukmu... Hati kita buatan Tuhan, bukan buatan Taiwan. Bisa rusak berulang kali, dan bisa betul berulang kali tanpa perlu dibaw...